0

Di hadapan tiga anak buah John Tapol, kuhantamkan linggis tepat di dahi John Tapol. Lelaki itu menjerit sebelum tumbang. Entah pingsan- entah sekarat -entah mampus. Selepas itu cepat-cepat aku berlari serupa rusa diburu singa. Kumanfaatkan kelengahan anak buah John Tapol yang ternganga melihat Pimpinannya bersimbah darah. Aku puas. Aku puas. Dendamku lunas. Andai aku mati hari ini, maka aku akan mati dengan tertawa.
Kuberlari menerobos lorong gelap bangunan mangkrak. Sinar rembulan timbul tenggelam terhalangi ketinggian bangunan. Apalagi lampu-lampu di tempat ini sengaja dimatikan lantaran dijadikan tempat mangkal pelacur berlantai kardus menggeber lubang dagangan -ah, pas sudah kupilih tempat sembunyi.
Aku hapal betul kawasan ini. Diriku tumbuh besar, bergaul, latihan nyolong, nyalo pelacur, juga di tempat ini. Hitam putihnya diriku menyatu dengan tembok-tembok dan tebal daki. Karena itu ketika anak buah John Tapol mengejarku ke tempat ini, dengan mudah kukelabuhi mereka dengan meringsek di sela tumpukan kardus bekas pelacur murahan memangsa langganan kere. Anak buah John Tapol gagal menangkapku. Mustahil mereka menyingkap-nyingkap kardus lecek bernoda lendir-lendir penyakit raja singa.
 Aku terpekur nanar. Teringat cipratan darah John Tapol. Kupikir harusnya darah bajingan itu merah kehitaman, bukannya merah seperti darah manusia biasa. Dosa John Tapol yang kelewat bangsat itu seharusnya mengubah warna darahnya sebagai manusia biasa.
Ya, darah yang merah kehitaman. Aku teringat warna darah merah kehitaman. Warna darah itulah yang meleleh dari selangkangan Else -lima belas tahun lalu. Duh, Else, bergembiralah, menarilah. Kuharap besok pagi dirimu melompat kegirangan membaca nama John Tapol sekarat di koran pagi. Syukur-syukur bajingan itu mampus. Tapi, ah, entahlah, kau sudah tak ingin menemuiku lagi. Aku teringat perjumpaan kita terakhir kali, Else. Perjumpaan pertengkaran.
"Kei, kau masih dendam sama si John ?"
"Iya, tentu saja. Jika dulu gagal kubunuh, kali ini mesti bisa,"
"sudahlah. Lupakan dia. Kau mesti cari hidup baru. Berdamai, Kei .. Kau orang mesti berdamai. Lihatlah aku. Aku sudah bisa melupakan. Aku sudah tidak lagi-"
"dirimu lain, Else. Kau sudah kaya sekarang. Tidur berkasur empug. Punya apartemen macam istana seperti ini, hehe .. Sedangkan aku .. aku masih jadi anjing. Anjing yang paling goblog yang gagal keluar dari bayang-bayang masa lalu. Apa kau sudah jadi malaikat sampai-sampai kau lupakan perbuatan bejat John kepadamu, Else ?"
Dirimu terdiam kemarin itu, Else. Bibirmu seperti peti rahasia yang kehilangan kunci.
"ya ya, barangkali memang benar, kau sudah beda, Else. Sangat beda dari waktu kita saling bertindih dulu. Waktu itu tubuhmu kurus, hitam kusam, tapi aku cinta kau.  Tapi lihat tubuhmu sekarang. Molek -mulus -montok. Jakun siapapun naik turun membayangkan dadamu. Kau kini-"
"hentikan, Kei !"
"mulai laris dibooking pejabat-"
"hentikan, Kei !! Hentikan !!"
"jadi gundik sukses !! Dan, hei,  kudengar kau dibiayai pejabat buat nyalon Legislatif. Kau pasti mahal sekarang. Seminggu hasil malak pasti belum cukup digunakan membayar tubuhmu selang semalam. Hei, Else, bagaimana kalau malam ini aku ngutang dulu. Utang buat mengulum-"
PLAKK !!
"mulutmu kelewatan, Kei !! Keluar dari apartemenku !! mulutmu sama mabuknya dengan kelakuan John Tapol !! Terserah, terserah apa katamu, Kei. Aku memang gundik, aku pelacur, kuakui itu. Tapi setidaknya diriku berdamai dengan kekotoranku sendiri. Tidak sepertimu !! Kau masih bergumul dengan dendam !! Selamanya kau akan kalah, Kei !! Kau tak mungkin menang !! Sekarang pergi !! Mulai saat ini kuanggap kau sudah mati !!"
Aku terpukul, Else. Terpukul mendengar kata-katamu. Kau harusnya memahami perasaanku. Aku tetap cinta kau. Sejak kau masih hitam kusam kurus dan tidur di emperan.
Pemantik dirimu ke neraka pelacuran adalah John Tapol, Else. Ya, John Tapol. Lelaki bangsat yang beruntung mengawini kakak Patricia lantaran berlagak sok malaikat menolong kita -para anak buangan. Kau harusnya tahu kabar Kakak Patricia yang terakhir. Ya, kau pasti tidak tahu. Mantan aktivis sosial yang cemerlang itu dicampakkan seperti kambing tua tak laku dijual. Gara-gara Kakak Patricia divonis mandul, John Tapol memperlakukan dia sebagai babu. Babu yang mesti mencuci sprei bekas keringat lonte lain di ranjang John Tapol. Karena itu dendamku tak pernah surut, Else. Dendamku mewakili dendam-dendam lain yang menyala. John Tapol harus mati -bagiku harga mati.
Lagipula, Else, kau harusnya ingat hari ketika dirimu tak ingin hidup lagi. Hari ketika selangkanganmu mengalirkan darah merah kehitaman. Hari ketika John Tapol memperlakukan bocah tiga belas tahun sepertimu layaknya pelacur kelas kardus. Ingatkah kau ?,kugenggam parang, ingin sekali diriku membalas kebejatan John. Tapi kau menahanku, Else,
"jangan, Kei. Jangan,"
"aku harus membunuhnya, kalau perlu kutebas kemaluannya,"
"kau yang akan mati, Kei. Aku takut kau yang mati,"
Hari itu aku membohongi dirimu jika aku mengurungkan niatku, Else. Keesokan hari aku berangkat. Kucari John Tapol di markasnya, sendirian. Kutemukan dia sedang enak-enakan telanjang dada sambil mencekik oplosan.
"biadab !! Kau apakan, Else !! Hayo !! Lawan aku !! Berani-beraninya kau sakiti perempuan !! Kau bukan lelaki sejati melainkan banci imitasi !!"
Kuteriakkan kata-kata itu sekencang-kencangnya.
John Tapol meringis mirip iblis. Hingga saat ini aku masih ingat bentuk bibirnya saat meringis. Dia bangkit, melangkah mendekatiku. Parang kugenggam rapat, siap kuayun. Namun John Tapol tak surut. Dia berlari ke arahku sambil menjorongkan kepalan tangan.
"bocah ingusan !! Kau mesti tahu seperti apa banci imitasi !!"
John Tapol menerkamku. Rahangku dihantam habis. Aku terkapar. Saat bangun, kurasa arang neraka dicoreng ke mukaku. John Tapol melumuriku dengan aib. Aib yang hanya bisa ditebus dengan kematiannya. Aib yang sama dengan yang dilakukannya kepada Lukas, dan beberapa kawan lelakiku yang lain.

Saat itu akhirnya aku tahu alasan Lukas tiba-tiba jadi pendiam. Lukas demam tiga malam. Pantatnya tak mampu duduk menumpu. Dia bilang -John Tapol titisan iblis Sodom. Dia bilang John Tapol titisan iblis Sodom.

JIS, 5-2014
sumber gambar : wartafokus.com

Posting Komentar

 
Top