0

Di pojok perpustakaan istana kepresidenan Bina Graha, Jakarta, hidup tiga ekor cicak yang tumbuh besar bersama-sama. Mereka ditetaskan dari telur yang berdampingan. Ketiga cicak itu  bernama Kicak, Gombes, dan Ciprut. Mereka terbiasa hidup rukun, meskipun ketiga cicak itu memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. 
Hidup sepanjang tahun tanpa kekurangan makan membuat mereka betah tinggal di ruang perpustakaan istana kepresidenan. Tetapi sejak beberapa minggu lalu, makanan mulai sulit didapatkan. Puncaknya adalah dua hari lalu. Mereka tidak menemukan satu makanan pun buat dimakan. Kicak, Gombes, dan Ciprut mulai kelaparan.
"aduk, Prut, kenapa jarang sekali nyamuk, ya, padahal .. beberapa hari lalu masih banyak." keluh Kicak kepada Ciprut.
"iya, Cak. Di pojokan sana, di ruang yang gelap juga tidak ada. Padahal biasanya banyak." Ciprut mengeluhkan hal yang sama.
"apa kalian sudah mencari di kolong meja .. atau .. Di sela-sela rak buku .. Pasti  disitu banyak," si Gombes urun bicara. "minggu kemarin aku dapat banyak disana. Sampai sampai perutku ini gendut," lanjut si Gombes. Memegangi perutnya yang kini kempes.
"tapi kalo sekarang mana ada, Mbes. Nyamuk-nyamuk itu sudah disemprot manusia. Sudah tidak ada lagi sejak kemarin." si Kicak berujar lemas, "apa hari ini dirimu sudah makan, Mbes ?" tanya si Kicak kepada si Gombes. Si Gombes menggeleng lemas.
"nah, dirimu sendiri belum makan. Kok malah menyuruh kita kesana-kemari. Aku yakin dirimu belum menemukan makanan, iya, kan ?" tukas si Ciprut. Si Gombes merasa bersalah.
"iya, Prut. Aku juga kehabisan makanan." si Gombes menunduk lemas.
"sekarang, kita mesti gimana, ya ? Perutku luaperr banget," si Kicak memegangi perutnya. Perutnya sedari pagi terus berbunyi. Di kepalanya terbayang kelezatan daging nyamuk yang gurih.
Di saat Kicak sedang membayangkan kelezatan makanan, tiba-tiba –
"aha !! aku punya akal !!" teriak Ciprut.
"apa, Prut !!", "apa idemu !!" sahut si Kicak dan Ciprut nyaris bersamaan.  "kita harus bekerja sama mencari makan. Kita cari bersama-sama. Kalau nanti sudah dapat, kita harus membagi makanan itu jadi tiga. Harus sama rata. Sama-sama kenyang. Adil, kan ?"
"setuju - setuju !!" Kicak dan Gombes mengangguk cepat-cepat.
“sekarang .. mari bersalaman buat menandai perjanjian.” Ujar Ciprut mengulurkan tangannya. Sikap Ciprut diikuti Kicak dan Gombes.
Setelah saling bersalaman mengikat perjanjian, Kicak, Gombes, dan Ciprut, selalu pergi berbarengan. Tujuannya satu, mencari makanan demi mengganjal perut yang lapar. Mereka merayap kesana-kemari, ke kolong kursi, sela lemari, rak-rak buku, tetapi tidak satu pun mereka jumpai makanan. Nyamuk-nyamuk sudah punah disemprot manusia. Tidak ada lagi semut dan ngengat.
Ketiga cicak itu terus merayap beriringan. Hingga tiba-tiba,
"eh lihat itu, Prut !! Apa itu !?" Kicak menunduk benda putih sebesar kakinya di atas meja.
"itu .. Itu .." Ciprut berpikir keras
"itu sih makanan manusia, Cak. Roti namanya !!" celetuk Gombes
"ah iya ! Itu roti !! Itu sisa roti yang dimakan manusia !!" Ciprut terpekik gembira.
Kicak, Ciprut dan Gombes, bergegas merayap menghampiri remah-remah roti itu.
"Horee ! rejeki besar bagi kita bertiga," Kicak tersenyum senyum.
"tapi kita harus cepat-cepat membawanya pergi dari sini. Mumpung manusia belum datang." usul Ciprut sambil tengok kanan kiri. "kalo begitu, ayo kita gotong bersama-sama," ujar Gombes.

Ketiga cicak itu kemudian menggigit remah-remah roti dan bergotong-royong menyeretnya. Mereka berniat menyembunyikannya di belakang jam dinding. Setelah remah roti itu disangkutkan di atas paku, mereka keluar dari balik jam dan merayap di dinding terbuka.
"sekarang, bagaimana kita membaginya ?" Ciprut bertanya kepada dua kawannya.
"semestinya kalau ingin adil, aku harus dapat lebih banyak. Aku yang melihat roti itu pertama kali," Kicak bersuara.
"eh-eh ! Tidak bisa begitu. Itu curang namanya. Tidak adil. Bukankah aku yang memberitahu kalian kalau benda yang dilihat Kicak adalah roti. Aku yang dapat lebih banyak !!" protes Gombes.
"eh, cicak manapun tahu kalau itu roti, Mbes !" bantah Kicak
"buktinya .. sebelum itu kamu tidak tahu kalau benda itu bisa dimakan !! Pokoknya aku harus dapat lebih banyak !! Aku cicak yang paling berhak dengan roti itu !!" Gombes bersungut-sungut.
Melihat kedua kawannya saling bersitegang, muncul niatan culas di kepala Ciprut. Kedua kawannya itu berniat mengingkari perjanjian.
"stop-stop !! Kalian jangan bertengkar !! Biar aku yang memutuskan !!" teriak Ciprut.
"menurutku, yang paling berhak mendapat lebih adalah Kicak. Dia yang melihat roti pertama kali." lanjutnya
"ya, betul kamu, Prut !" pekik Kicak
"eh, kalian berdua bersekongkol, ya !!" protes Gombes, marah-marah.
Kicak yang dibela Ciprut merasa di atas angin. Muncul niatan curang menghilangkan roti bagian Gombes. Kicak kemudian mengusir Gombes. Gombes tidak terima. Sikap curang mengakibatkan keduanya berkelahi dan saling pelintir. Saat berkelahi itulah tiba-tiba Kicak dan Gombes terpeleset. Keduanya jatuh ke lantai.
Suasana sepi. Hanya ada detak jam dinding yang bersuara.
Melihat kedua kawannya terpeleset, Ciprut terpekik gembira. Spontan Ciprut bertepuk tangan sambil melompat-lompat membayangkan roti itu jadi miliknya. Tiba-tiba, SRREETT  !!
Saking semangatnya melompat, kaki Ciprut terpeleset. Ciprut terpelanting dan meluncur dari ketinggian.
Hingga pada akhirnya, ketiga cicak yaitu : Kicak, Gombes, dan Ciprut, pingsan di lantai. Mereka gagal menikmati roti hanya gara-gara nafsu yang serakah. Remah roti yang disembunyikan di atas paku –pada akhirnya di ambil laba-laba dan dimakan sambil bertengger di sarangnya.  
 
Bangil-Surabaya, 3 September 2014
EMIL WE




Posting Komentar

 
Top