0

Vify
Kekasihku.

Matahari saat aku disini,
Sudah cukup tinggi dan terasa hangat.

Hingga –
Kilau di linangan Ranu ini –
Keperakan berkilau-kilau.

Vify
Kekasihku.

Bukit disini,
Diam.
Cantik.
Sekaligus angkuh.

Tak pernah ada kepukauanku begitu besar,
Selama ini –terhadap ini.

Dan –

Vify –
Perempuanku.

Ketakjuban tentang Tuhan tak terkata lagi disini,

Ketika sedemikian lama kita lari dari kemanusiaan

Maka disini :

Arti jiwa seorang manusia kembali lagi.

Tak ada yang menggelengkan kepala disini.

Semuanya indah –
Semuanya diam –
Semua mengiyakan.

Vify –
Pikatrinduku.

Langit sedemikian cerah kali ini.

Biru.
Sebiru lautan yang dalam.

Dan percikan-percikan awan itu,
Memendar-mendar seperti buih ombak tak jalang.

Disini :

Betapa rindu tentang kamu sedemikian dalam –
Dan meluka.

Vify –
Serahhatiku.

Sedemikian angin membisik pucuk cemara – berisik sekali,
Dan tak pernah sedetikpun diam.

Mungkin –
Memang Tuhan menautkan cinta mereka dengan dingin dan kicau burung –
Sebagai saksinya.

Vify –
Serahkataku.

Memang –
kau tak hadir kali ini – disini.

Tapi :
Tak ada yang tak hadir –tentangmu –disini –
Bersamaku.

Vify –
Ibunda dari anak-anakku yang terjanjikan.

Ingin suatu ketika –
Kuajak anak anak kita disini.

Melihat apa yang kuceritakan padamu.

Biar mereka takjub.
Melihat burung belibis berenang anggun tak kenal resah.

Biar mereka juga percaya.
Atas cerita ibunya –yang diceritakan oleh ayahnya –
Kali ini.
Tentang danau Ranukumbolo.

Lereng gunung Mahameru.

Yang diam –
Yang angkuh –
Dan yang dengan sombong :

Memaksa siapapun menjadi manusia lagi.
 

Ranukumbolo,18/08/2005 07.30
Untuk Kekasih.

Vify.

sumber gambar :travenesia.com

Posting Komentar

 
Top