Sekuntum jiwa
menepis hadir di biru langit
menderai wangi cinta
mengujung nikmatMu, Tuhan
siapa diriku takkan lagi-
mengingin arti
akupun telah tahu bahwa:
aku adalah busur panah yang terbentangkan
melesat lari menancap gugah
merasa lagi
merasa lari
duhai sekuntum cinta
menelusup asmara
mencumbu sukma
mengulas teduh :
diantara syahduMu
yang menetes netes
aku yang kini terbaring
adalah malaikat kecil hatiku
diantara beribu ucapan kata
yang menikam makna waktuku
aku mengingin terbang
kepakkan sayap
mengembara ke langit biru
menjemput cintaMu
dalam wangi asmaraMu
Tuhan Pemilik doa
antara tengadah tanganku
menyapa kekaraman ingin
dari kata pengantar pecintaku
berbisik lirih menuai ringkih
Cantikku . .
aku yang terhuyung mabuk
tertikam cintaMu
terlingkup asmaraMu
adalah rasa tanpa kata
mengucap bisu
melabuh kediaman-kebisuan
Tuhan pikat simpuhku kepadaMu
bersama kesegalaan yang pernah ada :
bersujud takluk menyerah kalah-
karena aku adalah ;
ketiadaan
kefanaan
kekalahan
kekerdilan
dan keterasingan makna
Malang, 2001
Posting Komentar